Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Mengenang Masa Depan

Gambar
  Mengapa kau mesti meratapi kehidupanmu yang berantakan itu? Hentikan semua itu. Bersihkan, dan jangan meratapinya. Bangun pagi, solat subuh, bereskan tempat tidur, sedikit berolahraga, siram tanaman, lalu mandi. Sikat gigimu, bersihkan seluruh tubuhmu. Sembari menunggu nasi matang berjemurlah dahulu, biar kulitmu sehat, biar tulangmu kuat. Biar hangat juga ke tubuh, kan? Ah ya, rambutmu juga nantinya akan segera kering. Tenggak kopi di tanganmu, dan hisaplah dalam-dalam rokok kretek di tangan kirimu itu. Maka nikmat mana lagi yang akan kau dustakan? Nah sekarang , b arulah kemudian kau berpikir.          Apakah mungkin segalanya terwujud hanya dalam satu tarikan nafas saja? Tarik nafasmu perlahan, tahan dan hembuskan. Segalanya kemudian menjadi nyata. Kau sedang menangis menghadap Ka’bah, disaksikan Tuhan. Ibu dan Bapakmu juga menangis, mereka di sampingmu. Kalian bertiga meminta ampun, kalian bertiga mengucap syukur, kalian bertiga mengecup hajar aswad, kalian bertiga menapaki jej

Satu Jengkal Sebelum Subuh

Gambar
  Bagaimana bisa kau di surga sementara selama ini kau ber ada di dalam hatiku?          Jani, aku merindukanmu.   Begitu merindukanmu, sayang. Apa kau juga merasakan hal yang sama? Ah Janiku, kuharap kau pun begitu. Mungkin itu pula sebabnya kau saban hari mengunjungiku dalam mimpi. Tapi naasnya aku tak memiliki kendali atas mimpi. Aku tak bisa berlama-lama di sana untuk menemanimu, berbincang denganmu, dan meluruhkan kerinduan kita. Andai saja aku bisa Jani, tapi saat ini keadaan tak memungkinkanku untuk melakukannya. Dari jauh, dan hanya dari jauhlah aku bisa mengingatmu, terlebih merindukanmu.         Jani, entah aku bingung mesti bagaimana menjelaskannya padamu. Aku telah berusaha semampuku untuk mewujudkan keinginanmu. Maafkan aku Jani. Segalanya menjadi semakin begitu rumit.   Bangun, tolol! Ini sudah dini hari dan kau masih saja belum membuka matamu apalagi otakmu. Makan dulu sana. Jangan karena ketololanmu itu kau lantas menyiksa dirimu sebegini rupa, tak perlu. Lagi p

Mimpi Bulan Terang

Gambar
  Hari-hari semakin melambat, sementara waktu kian begitu kencangnya berlari. Untuk menemukan sesuatu yang berarti dalam diri, selain butuh keberanian untuk jujur pada diri , jangan lupakan bahwa manusia juga memerlukan waktu. Hanya saja waktu, alangkah begitu sulitnya untuk diajak berkompromi. Sial, dan sial. Apa benar kesuksesan akan datang kalau memang telah sampai pada waktunya? Mungkin ya, dan memang belum sekarang. Atau mungkin tidak? Atau mungkin manusia memang mesti berdarah-darah untuk mengupayakannya?       Materi, uang, dan rejeki, punya kedudukan yang begitu mulia pada kekaisaran waktu. Ia memerintah, ia mengatur, ia menghukum dan bahkan ia pun membunuh. Tak ada kuasa pada diri manusia, yang ada hanya naluri untuk mematuhinya. Manusia tak dapat mengendalikannya, ia hanya diberi tiga pilihan yaitu, untuk diam, bekerja , atau mati. Hari demi hari manusia habiskan untuk mengabdi padanya, seakan dunia hanya perihal tentangnya. Tapi mau bagaimana lagi, kekaisaran waktu mema

Geliat Mimpi Buruk

Gambar
Semua serasa seperti serba tersendat, atau apa hanya aku? Orang-orang selalu bergerak malah jalan semakin cepat, atau apa hanya aku? Segalanya serasa menjadi seperti serba melambat, udara berat, angin tipis, hawa tak menentu, dan waktu, atau apa hanya aku? Teman-teman telah semakin menjauh bersama pekerjaannya, bersama kekasihnya, bersama istrinya, bersama suaminya, atau apa hanya aku? Bunga-bunga terus saja gemilang, terus saja bermekaran, terus saja tersenyum, atau apa hanya aku? Saldo tetaplah terisi, saldo tetaplah aman, saldo tetaplah penuh, atau apa hanya aku? Matahari selalu ceria, bulan masih saja cantik, bintang-bintang semakin tak tergapai, atau apa hanya aku? Segalanya perlahan tampak terang, perlahan tampak jelas, perlahan menemukan bentuknya, atau apa hanya aku? Aku bergerak aku berjalan malah aku berlari tapi , dunia semakin tak terkejar, atau apa hanya aku? Aku berdiri aku mengangkat tangan aku bersujud tapi, masa depan tetaplah misteri, atau apa hanya aku? Aku makan

Katalog Dosa

Gambar
  Dikira neraka itu dingin? Bajingan, tobatlah kau sebelum terlambat. Segala dosa yang pernah atau akan kau lakoni, aku pernah mencecapnya. Semua, tanpa kecuali. Ini katalog dosaku, kumulai dari dosa-dosa besar menuju kecil. Bergonta-ganti aku ngentot perempuan, itu kebiasaanku dulu, kulakukan tiap hari. Dan tahukah kau bajingan, apa yang membuatku dulu bisa mengentot sebegitu banyaknya perempuan selain karena wajahku tampan? Salah, bukan itu. Ialah kenyataan bahwa cipejuhku tak pernah kering sehari pun, walau diperas atau dihisap atau diseduh tiap hari oleh perempuan berbeda. Lelaki lain kebanyakan lemah, mereka hanya mampu meniduri seorang perempuan mungkin tak lebih dari tiga kali seminggu. Tapi aku, tiap hari aku ngewe, tiap malam aku me ngentot perempuan. Sementara seorang lelaki mungkin hanya berani menyetubuhi perempuan yang statusnya merupakan kekasihnya, tapi aku lain. Ini pun sering membuatku bangga bahwa tak hanya kekasihku saja yang rajin kusetubuhi, tapi teman dekat, geb

Nona Norie

Gambar
  Aku tengah sebal pada Norie, teman kuliahku dulu di Jogja. Kami berdua sejurusan, mengambil Hubungan Internasional. Kami juga berbagi kontrakan bersama, selalu mengambil jadwal mata kuliah sama, dan lulus juga bersamaan setelah menyelesaikan kuliah dengan tepat empat tahun. Sementara setelah lulus aku lebih memilih untuk melamar kerja di sebuah perusahaan swasta, Norie malah berpikir untuk melanjutkan studinya ke luar. Tentu aku mendukungnya. Secara aku adalah seorang sahabat terdekatnya kalau enggan berkata sahabat terbaiknya. Norie mengajukan beasiswa, pemerintah menerimanya, dan beberapa bulan setelahnya ia langsung berangkat ke Singapura.             Setahun serasa kemarin, dan siang tadi kami akhirnya bertemu. Beberapa bulan sebelumnya kami memang sengaja mengatur waktu biar dapat ketemu, setelah mencocokkan jadwal liburnya dengan jadwal cuti kerjaku, aku dan Norie menyepakati untuk bertemu di Jogja saja. Sekalian bernostalgia pada masa-masa perkuliahan. Ketika melihatnya, tan

Lima Perempuan

Gambar
  Perempuan Pertama Lelaki itu baru pulang belaka dari membantu kerjaan seorang teman. Belum juga mengambil minum, dan baru meletakkan sepatunya ke rak serta tas dan gawainya dan kunci motor di atas meja. Ia lalu duduk di sofa dan sesekali meluruskan tubuhnya yang pegal-pegal dengan berbaring. Kemudian memejamkan mata, begitu sedapnya. Gawainya berdenting. Ia tak langsung mengambilnya tapi malah lebih memilih untuk menikmati peristiwa kesedapan memejamkan matanya itu. Lama sampai sekitar hampir satu jam, yang berarti ia sempat tertidur tak sengaja, baru lelaki itu bergeliat menyamping. Mengambil gawainya karena ingat sebelum terlelap tadi ada pesan masuk, ternyata pesan dari kekasihnya. Ia tersenyum, betapa pengertiannya kekasihku yang satu ini , pujinya dalam hati. Kemarin malam padahal bukan malam yang mengenakkan. Keduanya bertengkar hebat. Saling menghunus pedang dengan jemarinya yang tajam, saling berkelit beradu argumen dengan lidahnya yang licin, saling menebar ranjau de