Di Atas Mega
Jibril, aku tak menyangka patah hati bisa sesakit ini. Aku malah tak pernah menduga patah hati bisa sem e njangkit ini. Merusak diriku. Merusak banyak bagian dalam tubuhku. Misalnya begini Jibril. Sejak patah hati menjangkiti otakku, setiap hari aku jadi tak bisa tenang. Pikiran dan bayangan kesakitan nyaris setiap malam menghantuiku. Datang kala aku sedang melamun merokok. Datang ketika aku sedang rebahan baca buku. Datang saat aku mendirikan salat isa atau subuh. Pikiran dan bayangan itu begitu kejam. Teramat kejam. Karenanya hari-hariku, kalau sudah seperti itu, tak pernah bisa tenang. Seharian bawaannya ingin menempeleng apa pun yang ada di sekitar. Bisa itu kucing kecil yang setiap hari kuberi makan, atau pengisi daya tel e pon pintarku, atau peci yang kerap kukenakan salat, atau sorban, atau sikat gigi, atau asbak, atau puntung rokok, atau botol minum, atau seperti yang telah kukatakan, apa pun yang ada di sekitarku. Contoh lain misalnya. Sejak patah hati menjangkiti hatiku