Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

Mengunjungimu Sekali Lagi

Gambar
  Mengunjungimu sekali lagi, dalam ingatanku. Aku tatap kamu, kamu tetap seperti dulu. Seperti biasanya, selalu seperti yang dapat kuingat.      Hal itu tak datang dengan semena-mena, melainkan melalui laku tapa dalam durasi ribuan tahun lamanya. Duduk bersila, mengatur nafas, berlatih untuk fokus, dan mengalirkan aliran yang selama ini tersumbat. Terus saja aku ulangi laku tapa semacam itu, sepuluh tahun, seratus tahun, seribu tahun, sampai entah kapan. Aku capek, tentu. Tapi aku puas, selalu. Sebab hanya dengan begitu aku dapat mengunjungimu, hanya dengan begitu aku dapat memelukmu, dan hanya dengan begitu kerinduanku bisa luruh.     Aku dan kamu lalu menaiki perahu, mengarungi aliran kerinduan bersama. Berdua kita berceloteh mengenai bunga-bunga yang kita tanam, bersenandung menimbrung kicauan burung di atas pohon di pinggir aliran itu, dan kadang terlelap dalam sunyi merdu percikan air yang memabukkan itu. Oh aku sungguh, berbahagia.          Bisa berada di sampingmu, menggengg

Kejadian Singkat

Gambar
  Meski begitu, sebenarnya sulit bagiku untuk meninggalkanmu. Bahkan mungkin aku masih mencintaimu. Namun demi mendengar pengakuanmu itu, sungguh sangat membuatku terguncang. Mendengar kau menuturkan bahwa dulu kau pernah tidur dengan perempuan lain, dan bukan sekadar pernah tapi sering, itu membuatku hancur. Mengapa kau lakukan ini padaku? Mengapa kau menyiksaku seperti ini? Teganya kau! Padahal kau begitu mencintaiku. Aku tahu kau begitu mencintaiku, dan katamu, itulah alasan yang membuatmu harus mengatakan pengakuan sialan itu. Karena kau begitu mencintaiku, maka kau merasa harus menceritakan semua masa lalumu itu, masa kelammu itu. Biar adil, biar aku tahu, biar aku tahu siapa sesungguhnya lelaki yang aku cintai ini, katamu. Kau merasa perlu mengatakan semuanya itu agar dirimu merasa tenang. Kau tak ingin membohongiku seumur hidup. Kau tak mau hidup denganku dalam keadaan merasa bersalah. Persetan dengan masa lalumu itu. Persetan itu semua. Harusnya kau tak usah mencerita