John Lennon Menyurati Yoko Ono
Di atas jembatan yang di bawahnya mengalir sungai arak, John Lennon memandang dalam cakrawala di kejauhan. Ia merindukan kekasihnya, istrinya, cinta sejatinya, Yoko Ono. Andai saja waktu itu aku lebih berhati-hati untuk keluar dari apartemen, tentu saja sekarang aku masih dapat menyentuhnya, membelai lembut pipinya, mengendus harum rambutnya, dan melumat bibirnya yang perkasa itu. Ah Yoko, mengapa kiamat itu begitu lama? Bukankah para pemimpin agama seringnya koar-koar bahwa kiamat sudah dekat? Kiamat sudah dekat! Kiamat sudah dekat! Kiamat sudah dekat maka kita harus taat, patuh, dan menjalani kewajiban sebaik mungkin. Namun kenyataannya omong kosong belaka apa yang dikatakan para pemimpin agama. Kiamat ternyata masih jauh, mendekat pun ia tidak. Ia masih tersaruk-saruk entah di mana, mencari jalan untuk menampakkan dirinya. Padahal aku ingin segera berkumpul denganmu lagi, kekasihku. Meski sekarang aku dalam damai dan merasakan bagaimana rasanya kedamaian yang hakik