Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Waspadalah Kucing

Gambar
Untuk semua kucing yang telah kusiksa dan kubunuh , aku minta maaf, bahwa aku tak pernah menyesali perbuatanku itu, tak akan! Menyiksa atau bahkan membunuh hewan pemalas seperti kalian itu memberiku kepuasan tiada taranya dan lebih jauh aku menganggap itu semua adalah tugas suci belaka dan lagi, apa pentingnya hewan pemalas semacam kalian itu hidup kalau hanya minta untuk dilayani? Tak becus kerja, seharian hanya tidur di atas sofa atau di atas kasur atau di dalam selimut atau di mana pun tempat itu kalian rasa memberikan kenyamanan serta kehangatan. Kalian memang mesti dimusnahkan, wajib ! Makhluk semacam kalian itu tak pantas hidup karena bahkan untuk makan saja kalian menunggu diambilkan , diberi atau disuapi dengan pelayanan sekelas hotel bintang lima. Apa-apaan ? ! Kalau lapar kalian hanya kantun mengeong sembari tak mau bergerak apalagi beranjak dari tempatmu, dan kemudian seorang manusia tergopoh-gopoh datang membawakan makanan seraya meminta maaf bahwa ia telat menyediakan

Kata-kata Lapar!

Gambar
  Segalanya tercampur berkelindan di dalam kepala, pengap! Adakah yang lebih menyakitkan selain dari merasa bisa tapi nyatanya tak ada hasil alias tak melakukan apapun ? Rasanya hal itu mudah. Ah , nanti seiring waktu berjalan juga akan sampai pada giliranku. Atau oh , aku tahu tapi aku malas, tak menghasilkan. Sebenarnya bukan tak mau, tapi hal-hal semacam itu menurutku tak membawa manfaat bagi masyarakat. Aku hargai pendapatmu tapi, maaf itu bertentangan dengan prinsip hidupku. Demikianlah aku, di dalam diriku mesti terjadi kecamuk pertentangan semacam itu. Aku menginginkan hal ‘ini’, tapi aku tak ingin mengambil jalan ‘itu’ demi mewujudkan yang ‘ini’. Aku hanya ingin melakukan ‘ini’ demi mencapai ‘ini’, begitulah. Keadaan itu menjadi semacam rantai yang membelenggu tangan dan kaki terutama hati, untuk sek a dar pergi mencari pekerjaan tetap yang setiap bulannya mendapat gaji tetap dan akan senantiasa membikin diriku tetap. Apa salah jika aku punya impian ‘ ini ’ dan hanya ingi

Sekuntum Bunga dan Seekor Kumbang

Gambar
  Yang sedang di dalam ruang b ersalin itu Namina Harti, anak gadisku satu-satunya. Ia sedang dalam pertarungan hidup-mati untuk melahirkan bayi yang sudah aku urus sejak dalam kandungan. Aku senang sekaligus khawatir. Senang mengetahui bahwa sebentar lagi anakku akan melahirkan bayi perempuan cantik, dan khawatir kalau-kalau terjadi masalah saat proses persalinan. Mudah-mudahan ia selamat, bayi itu selamat, dan kami bisa melanjutkan hidup berbahagia. ___ Tak pernah terbayang sebelumnya kebahagiaan semacam ini akan kami rasakan. Sebab sebenarnya kami hampir putus asa pada harapan untuk memiliki seorang anak. Enam bulan pertama pernikahan, kami masih biasa saja, tak merisaukan hal itu. Kupikir memang belum waktunya saja. Aku dan istri memang tak terlalu terburu-buru. Kami ingin menikmati masa-masa indah berdua sepuas mungkin sampai sebelum akhirnya memiliki anak, yang tentu akan merubah segalanya.          Namun saat menjelang satu tahun pernikahan, kami mulai khawatir mengapa is

Ibuku, Ibuku, dan Ibuku!

Gambar
Sayang, jangan pedulikan omongan orang-orang, mereka tak tahu secuil pun tentang siapa dirimu apalagi ahli. Tak usah bersedih begitu, bersenang-senangnlah sebab dunia memang diciptakan Tuhan untuk bersenang-senang, dan siapa pula itu orang yang bilang kalau tugas kita di dunia hanya untuk beribadah? Jangan memakan omongan mereka, abaikan! Bersenang-senanglah kau di dunia ini. Carilah perempuan-perempuan cantik, tidurilah sampai kau puas, sampai dahagamu tuntas. Tak usah minder tak usah takut, perempuan cantik adalah jenis dari perempuan yang paling mudah untuk dikencrud. Kau hanya perlu melatih mentalmu, dan hanya itu yang perlu.             Abailah terhadap bajingan-bajingan itu yang mengataimu berupa macam. Kau perlu tahu dan harus ingat, bahwa kamu adalah anak yang lahir dari seorang perempuan hebat, seorang perempuan luar biasa, seorang pelacur. Ibumu adalah pelacur paling kawakan di kota, bahkan beberapa orang menyebut ibumu adalah perempuan pertama-tama yang pernah ditiduri ole

Dua Mahasiswa di Pos Ronda

Gambar
  Nyaris dua bulan di rumah, Jang Iki sudah tak betah, Jang Iki jengah, dan Jang Iki ingin secepatnya cabut ke Jogja. Walau sebenarnya libur kuliah masih menyisakan sekitar satu bulanan lagi, Jang Iki mulai tak kerasan. Tak banyak yang dapat Jang Iki perbuat di rumah. Kegiatan Jang Iki sehari-hari praktis hanya meliputi makan, tidur, dan sesekali kadang menikmati angin sore di pantai sembari menanti matahari surup. Selain itu benar-benar tak ada yang dapat Jang Iki kerjakan. Apa-apa susah di kampung, kedai atau warung kopi saja tak ada, jaringan internet susah, dan kampung serasa seperti kuburan padahal baru jam delapan malam, sepi, bikin suntuk! Padahal pernah atau bahkan dapat dikatakan sering Bapaknya menyuruh Jang Iki untuk sekadar membantu Mang Oje mengajar ngaji anak-anak di masjid sehabis magrib, supaya dirinya tak terlalu bosan di rumah melulu, dan terlebih punya kegiatan. Tapi Jang Iki menolaknya, merasa dirinya tak pantas untuk mengajar ngaji, merasa malu dan tak ingin mela

Desa Anjing

Gambar
  Anjing! Malam ini begitu dingin begini, dan lagi-lagi aku harus terjebak bersama Si Gerandong, Si Nyanyuk, Si Fauzi Buluk dan Si JI alias Jang Idang di pos ronda keparat ini. Ya, seperti yang sudah menjadi kebiasaan di kampung, kami berlima masing-masing menggantikan tugas ronda bapak masing-masing. Kalau tak terpaksa, sebenarnya aku malas untuk meronda. Lihat saja, dari tadi Si Gerandong hanya sibuk dengan gitar   bututnya merasa dirinya Iwan Fals atau kadang terkaing menjadi Ebiet G. Ade, sementara Si Nyanyuk dan Si Fauzi Buluk sibuk menunduk bukan pada Tuhan tapi pada permainan daring keparat di gawainya. Pada malam di tengah cuaca dingin berangin, hanya aku dan Si JI alias Jang Idang yang punya cukup kewarasan untuk menghangatkan badan pada kobaran api anggun yang tak henti menari digoyang angin sembari membakar beberapa singkong sumbangan dari Mang Saji.             Seperti yang kubilang tadi, kalau tak terpaksa sebenarnya aku malas untuk meronda, sebab tak banyak hal yang dap