Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2021

Bangun Tidur

Gambar
  Kau bangun tidur. Kopi habis, rokok nyaris. Mulut pahit, tenggorokan kering. M alas kau menyamping, bangkit. Kau tenggak air putih dalam botol kumal hadiah kompetisi mancing. Mulut pahit dan tenggorokan kering mulai mendingan rasanya. Tapi kepalamu masih terasa pusing, nyeri, berdenyut. Kau tenggak lagi air dalam botol kumal hadiah kompetisi mancing itu sampai tandas. Kepalamu masih terasa pusing, tapi tak senyeri dan seberdenyut tadi. Kau angkat tangan ke mulut, mengembuskan nafas, dan mencium aroma mulutmu busuk. Busuk sekali sampai kepalamu mulai nyeri dan berdenyut kembali. Kau hendak menenggak air putih dalam botol kumal hadiah kompetisi mancing itu lagi tapi kemudian sadar airnya habis. Kesal kau melempar selimut dan duduk menyamping di ranjang, berdiri perlahan, berjalan malas ke dapur. Haram jadah, kau meme kik, saat menyadari galon air di dapur habis. Kemarin kau ingat untuk mengisinya, tapi kau kemudian dibuat lupa karena harus berak mendadak. Setan! Haram jadah! Asu bu

Di Ujung Sajadah

Gambar
  Jika kelak kutemui kau di ujung sajadah, aku akan mencium keningmu dan menangis. Akan kuingat seluruh kisah perjalanan kita yang barangkali sering kulupakan akibat tololnya dan kurang perhatiannya aku. Aku akan mencium keningmu dan menangis, akan lama dan begitu lama. Hingga aku mengingat hari itu, hari ketika pertama kali aku menatap binar matamu. Butuh tak banyak waktu untuk tahu kalau kau–lewat kedua matamu– sedang mengatakan aku mencintaimu. Aku tak mungkin salah. Aku terlalu berpengalaman untuk salah. Aku tahu kau jujur, sebab binar matamu tak bisa membohongi perasaanmu yang nyata. Di ujung sajadah, aku akan mencium keningmu dan menangis. Akan kuingat waktu, kala pertama kali kita memperbincangkan harga sayur an dan buah-buahan dan barang-barang pecah belah. Akan kuingat celotehmu mengenai harga cabe yang tak pernah stabil atau harga tomat yang jatuh tak karuan atau harga wortel yang hanya tak pernah cukup buat beli telor sekilo atau harga piring yang begitu-begitu saja d

Si Anjing Si Orang

Gambar
  Si anjing melangkah mengendusi barangkali ada sisa-sisa makanan di dalam tubuh orang yang tengah terbaring sekarat di pinggir jalan dekat pohon jambu batu yang menjulang sendiri di antara rimbunnya semak-semak. Si orang yang sedang sekarat tak sanggup menggerakan tubuhnya walau sedikit sebab menit demi menit berlalu dan racun dari ular kobra yang mematuknya semakin dalam mengisi setiap relung pembuluh darahnya. Si anjing menatap lekat si orang. Melalui hidungnya yang tajam, ia tahu kalau racun telah bercampur dengan darah si orang di dalam tubuhnya. Ia tahu si orang sekarat dan beberapa menit lagi akan modar. Penciumannya yang luar biasa pekanya tak pernah meleset membikin perhitungan. Si orang mulai bernafas berat. Dadanya mulai terasa sesak. Matanya yang perlahan mengabur memandangi cahaya terang tapi tak menyilaukan hinggap di salah satu dahan pohon jambu batu. “Apa itu Ijroil?” Si anjing, melalui penciumannya mulai memperhitungkan dua kemungkinan. Pertama, ia sangat lap