Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2023

Ngising

  Aku benci saat terpaksa kudu ngising di wc umum. Aku benci sekali. Menyebalkan rasanya. Tapi yang namanya sudah terpaksa, mau tak mau aku kudu menuruti kemauan pencernaanku. Karena kalau tidak bisa-bisa repot urusan. Nanti malah kentut di mana saja. Paling buruk, kentut di dalam bis ekonomi dengan penumpang berjejalan bercampur bau keringat dan bau ketiak dan bau mulut dan bau asap rokok. Ampun! Berak di wc umum, sekali lagi, rasanya menyebalkan. Pertama karena keadaan wc umum selalu begitu, kumuh. Seperti tak pernah diurus. Coretan sembarang di sana-sini, sampah tisu dan plastik bergoler sekehendaknya. Belum lagi kalau ada pembalut yang masih menyisakan bekas darah. Mending darahnya sudah kering tapi kalau masih basah? Waduh, keterlaluan rasanya. Melihatnya bikin enek. Dan sekarang aku terpaksa kudu berak di wc umum, lagi-lagi. Aku baru saja turun dari bis, di terminal yang sesak oleh selain kendaraan juga calo dan pedagang asongan. Beberapa terminal bis memang sudah agak baik

Kalimat-kalimat Pagi Hari

  Pagi-pagi begini aku tak tahu apa yang kudu kulakukan. Apa, ya? Soalnya ngajar tak setiap hari. Hanya hari Jumat. Maksudnya ngajar pagi. Siang pun juga sama saja sih. Tak setiap hari. Tapi harusnya itu bukan alasan. Kudunya setiap pagi aku punya kegiatan. Biar bawaannya tak mengantuk. Biar setidaknya, bisalah dikatakan produktif. Seenggaknya ada sesuatu yang bisa jadi rutin untuk dikerjakan. Apa saja tak masalah. Aku sih inginnya, kalau ada tanaman, pagi-pagi ya menyiram tanaman. Ada sih tanaman di sini, tapi sudah disiram masing-masing oleh yang punya. Kalau beli tak ada uang. Sayang juga daripada dipakai beli tanaman atau kembang mending dipakai beli rokok atau sarapan. Tapi kalau sengaja menabung beli tanaman pun sebenarnya bisa. Jadi setiap hari kelak aku akan menyiramnya di pagi hari. Lantas, setelah itu apa? Pagi kan panjang? Celaka. Celaka. Kalau mencuci. Tak mungkin juga setiap hari aku mencuci. Lagi pula jadwal mencuciku juga sudah ada. Setiap sehabis latihan otot semb

Air Seni

  Apa yang jadi masalah kemudian tak pernah benar-benar terselesaikan. Sebenarnya, apa yang jadi permasalahan juga belum ketemu apa. Memangnya apa masalahnya? Apa persoalannya? Mengapa kesenian bisa serumit ini? Mengapa karya tak pernah benar-benar bisa bebas dari motif-motif si pengkarya? Waduh… Sudah cuaca dingin, kering, kudu lanjut melamunkan hal semacam ini. Hal yang barangkali tak perlu-perlu benar dipikirkan walau penting. Apa hal penting memungkinkan untuk tidak benar-benar dipikirkan? Sepertinya seru juga kalau dicoba. Memutuskan segala hal penting tanpa banyak pertimbangan. Soalnya, timbangan kadang ngaco, apalagi jika gratisan. Kalau memang mau benar-benar menimbang, dengan kadar dan takaran yang tepat, sepertinya kudu meminjam timbangan ke malaikat di akhirat sana. Kupikir hanya itu satu-satunya cara, satu-satunya jalan yang bisa ditempuh. Masalah, masalah. Lari ke mana pun kau akan dikejarnya. Makanya daripada lari sudah bagus berdiri saja meski babak belur. Hadapi s