Resi
Kecuali jika aku mati barangkali mimpi-mimpi tentang dia barulah benar-benar mati. Meski sebenarnya aku pun masih meragukannya. Diam-diam dia menyelinap ke dalam tidur yang dingin. Perlahan tubuhku yang dibebat selimut ditanggalkannya satu per satu. Aku telanjang akhirnya. Dan sunyi memasukiku sebagai angin kesepian. Bagaimanapun aku tak berontak. Malah sejujurnya tak menggerakan sedikit pun tubuhku. Aku hanya diam menikmatinya. Menikmati siksaan itu lagi. Menerima segalanya hingga selesai. Aku datang ke sebuah rumah. Menemukan seorang nenek tengah terkapar seperti sekarat. Ternyata nenek itu bukan seperti sekarat, tapi memang benar-benar sedang sekarat. Setelah kutanya pada si pemilik rumah, ternyata si nenek sekarat akibat suatu penyakit. Aku pun tak tahu persis penyakitnya itu. Penjelasan dari si pemilik rumah tak begitu aku mengerti. Aku tak sendiri datang ke situ. Ada seseorang menemaniku yang aku lupa siapa. Mungkin kawan dekat dari masa depan? Atau keluarga yang kebetula