Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

Obrolan di Malam 24

“ Kah?” Perempuan itu menjawab. “Masih membaca buku itu?” “Sudah jarang, tapi tinggal sedikit.” “Oh ya, aku lupa. Masih terobsesi dengan hotel-hotel?” “Maksudmu?” “Tak ada hotel kau tak hidup!” “Tidak, lagipula mereka suka masakanku.” “Cabe bukan masakan, bikin hati jadi pedas.” “Tak usah mengira-ngira. Tidak baik!” “Ya memang,” lelaki itu terdiam, lalu “omong-omong banyak terima kasih untuk lagunya, ‘Well maybe I’m a crook. For stealing your heart away!’” “Sama-sama. Sudah lihat videonya? Kau sekali, bukan?” “Sudah. Aku tak mengerti.” “Menyebalkan! Setidaknya kamu mengerti liriknya.” “Dan sialnya lagu macam itu bisa menempel di kepalaku.” “Ups! Mungkin memang merepresentasikan kamu.” “Syukurlah hanya representasi, bukan kenyataan.” “Lagipula itu sudah menjadi kenyataan.” “Tidak! Representasi hanya menegaskan apa yang ingin dilihat orang dari orang.” “Hal yang mewakili, bahkan sudah terjadi.” “Kau harus jad

Cerita dari Siburaka

            Penjara yang kemudian akan menjadi tempatnya menghabiskan dua belas kali ulang tahun ini, mungkin tidak setenar Nusakambangan. Meski begitu, bagi masyarakat sekitar yang telah mengenalnya melalui cerita-cerita yang secara turun temurun diceritakan oleh para karuhunnya akan memilih untuk bunuh diri daripada harus dihukum dimasukkan ke sana lalu mendekam untuk menghabiskan sisa umur. Penjara Siburaka, begitulah kerap kali masyarakat sekitar menyebutnya. Sebab konon katanya, penjara ini adalah perwujudan nyata dari paduan siksa kubur dan siksa neraka di alam dunia. Penjara Siburaka berlokasi di pinggiran sebuah kabupaten yang terletak di daerah pesisir. Persisnya di samping rawa besar tempat para buaya dikembangbiakkan dan dilestarikan oleh pemerintah setempat dengan alasan jika ada napi yang mencoba kabur dan lalu kemudian gagal, maka si napi tersebut tak akan dimasukkan kembali ke dalam sel namun akan langsung dilemparkan ke muara tersebut untuk dijadikan santapan merek