Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Mimpi Basa dan Mimpi Basi

Seorang perempuan tentu ogah menjalin sebuah hubungan dengan lelaki yang tidak bertanggung jawab minimal untuk diri sendiri, ucapnya. Setelah beberapa bulan berlalu, ia mulai merasa tertekan, muak, dan bertekad untuk bersikap masa bodoh pada kekasihnya itu. Sebabnya, kekasihnya masih saja terlihat sama di matanya, yaitu seorang lelaki pemalas yang tak pernah benar-benar berusaha untuk mendapatkan kerjaan.             Kekasihnya itu sudah lulus kuliah padahal, dan telah diwisuda pada bulan A gustus lalu, sementara ini sudah akhir dari bulan D esember, dan ia masih saja menganggur. Bukannya tak pernah perempuan itu menyuruhnya untuk cepat-cepat mencari pekerjaan, tapi kekasihnya selalu saja mengelak dengan jawaban-jawaban retoris semacam aku tak ingin kerja kantoran, atau kerjaannya terlalu mudah, kurang menantang, atau aku tak bergairah melakukan kerjaan semacam itu, atau rasanya itu bukan pekerjaan yang cocok untukku, atau aku ingin kerjaan yang nyaman, yang sesuai, yang dapat ku

Bilangan Marja

Mengenai perempuan, kiranya tak akan pernah tuntas ia dapat dikupas. Tidak mungkin tuntas, tepatnya. Ia bukan teka-teki, melainkan misteri yang selalu. Sebelum perempuan bisa menikmati hak-hak hidup yang sama seperti sekarang, ia pernah mengalami sejarah panjang paceklik; kehormatan, pendidikan, dan kesempatan yang sama dengan lelaki. Kita tentu tahu, perempuan hanya dijadikan keset tak bernilai pada masyarakat Arab Jahiliyah sebelum Islam melalui Nabi Muhammad mengangkat kehormatannya, derajatnya. Pada zaman kekelaman tersebut, perempuan hanya dijadikan budak seks, diperjualbelikan untuk dinikmati, dan dibuang kalau sudah usang. Dan setelah melalui pengalaman dan perjuangan selama berabad-abad, perlahan tapi pasti, perempuan mulai bangkit. Menyuarakan isi hatinya, menuntut keadilan, persamaan hak dan kesempatan. Hasilnya tercermin pada diri Marja. Dalam novelnya Bilangan Fu, Ayu Utami mendeskripsikan seperti apa seharusnya menjadi seorang ‘ perempuan. ’ Marja menjadi cermin