Menziarahi Rembulan
Rembulan terbaring di balik tanah ini. Tanpa doa-doa. Terjebak dalam keresek berlapis dua berwarna hitam; dikerubungi kegetiran, diselimuti kegelapan. Sebab keresek berbahan plastik sulit terurai, maka dua lapis keresek tersebut kulubangi terlebih dulu sebelum diuruk. Aku sadar, Rembulan mesti tak bakal terima dirinya diperlakukan seperti bangkai, tapi aku tak memiliki cara lain lagi. Aku tak punya pilihan. Aku tak ingin orang-orang mengetahui bahwa keresek hitam yang kukubur itu berisi Rembulan. Kalau sampai orang-orang tahu, celakalah aku. Orang-orang akan mencaci dan mungkin mengutukku karena telah menguburkan Rembulan dengan cara paling serampangan dan primitif. Tapi seperti yang telah kubilang, aku tak memiliki pilihan lain selain menguburkannya dengan cara seperti yang telah kulakukan. Kenyataannya Rembulan memang membenci bagaimana caraku menguburkannya. Aku mengetahuinya, Rembulan kerap datang ke dalam mimpiku untuk memuntahkan amarahnya. Hari itu, hari di mana aku meng