Ibuku, Ibuku, dan Ibuku!
Sayang,
jangan pedulikan omongan orang-orang, mereka tak tahu secuil pun tentang siapa
dirimu apalagi ahli. Tak usah bersedih begitu, bersenang-senangnlah sebab dunia
memang diciptakan Tuhan untuk bersenang-senang, dan siapa pula itu orang yang
bilang kalau tugas kita di dunia hanya untuk beribadah? Jangan memakan omongan
mereka, abaikan! Bersenang-senanglah kau di dunia ini. Carilah
perempuan-perempuan cantik, tidurilah sampai kau puas, sampai dahagamu tuntas.
Tak usah minder tak usah takut, perempuan cantik adalah jenis dari perempuan
yang paling mudah untuk dikencrud. Kau hanya perlu melatih mentalmu, dan hanya
itu yang perlu.
Abailah terhadap bajingan-bajingan
itu yang mengataimu berupa macam. Kau perlu tahu dan harus ingat, bahwa kamu
adalah anak yang lahir dari seorang perempuan hebat, seorang perempuan luar
biasa, seorang pelacur. Ibumu adalah pelacur paling kawakan di kota, bahkan
beberapa orang menyebut ibumu adalah perempuan pertama-tama yang pernah
ditiduri oleh Tuan Presiden. Jangan tanya sudah berapa banyak pejabat dari
mulai para anggota dewan, bupati, gubernur, dan pengusaha yang rela merogoh
koceknya sedemikian dalam hanya supaya dapat meniduri ibumu. Ingat sayang,
camkanlah itu.
Ibumu adalah perempuan hebat, ibumu adalah perempuan kuat, ibumu
adalah seorang perempuan yang mengabdi untuk kemanusiaan, ibumu adalah seorang
pelacur. Pernah sekali waktu ibumu digilir oleh lima orang yang di antaranya
yaitu pertama seorang agamawan, kedua seorang humanis, ketiga seorang
nasionalis, keempat seorang anggota dewan, dan yang belakangan adalah seorang
hakim. Tentu ibumu bukan seorang perempuan bertipikal pantang menyerah, ia tak
mundur dan lalu melayani mereka berlima tidak secara bergiliran, tapi
menyuruhnya untuk mengencrudnya dalam waktu bersamaan. “Maka kencrudlah aku
dari arah mana tuan-tuan suka. Kencrudlah aku pada segala liang yang dapat
tuan-tuan temui. Kencrudlah aku dengan membabi buta, maka aku tak akan mundur.
Selamat menikmati!”
Maka kemudian yang terjadi adalah
mereka berlima mengikat ibumu, mengencrudnya secara kasar, dengan membabi buta,
dengan cara paling semena-mena dan keji. Mereka siksa ibumu, dibuatnya ia kesakitan,
dibuatnya ibumu menderita, mereka mengencrud ibumu dari segala liang yang dapat
mereka temukan, pilar-pilar (yang mereka anggap) kokoh menghujam dengan bengis
melebihi segala iblis, mereka memuntahkan segala nafsu laknatnya ke dalam
segala liang yang ada pada tubuh ibumu. Mereka melakukannya tanpa jeda, mereka
menghujani ibumu tanpa reda.
Namun sekali lagi, ibumu adalah
seorang perempuan hebat. Ibumu adalah seorang pelacur yang luar biasa tanpa
tapi. Kau harus bersyukur bisa terlahir dari rahim seorang pelacur, dan
melebihi itu semua, kau mesti bangga. Kau adalah anak beruntung yang lahir dari
seorang pelacur yang begitu indah dan subur. Kasih sayang ibumu luas, seluas
lautan yang menggenang pada sudut-sudut tubuhnya. Cintanya rindang nan
meneduhkan, seperti segala hutan yang tumbuh pada kulitnya. Apalagi sifatnya,
terutama akhlaknya, patut kau jadikan ibumu sebagai suri tauladan. Bagaimana
tidak, meski ibumu disiksa, meski ibumu disakiti, meski ibumu diperkosa
habis-habisan oleh segala bangsa dan segala makhluk, ibumu tetap mengasihi
mereka, ibumu tetap memberinya makan, ibumu tetap menganugerahi para keparat
itu dengan memberinya sebuah kehidupan.
Ini perlu kau ketahui dan mesti kau
tancapkan tanpa keraguan, bahwa
ibumu adalah gunung-gunung yang menyusui segala rupa makhluk, bahwa ibumu
adalah sawah-sawah yang mengenyangkan segala lapar, bahwa ibumu adalah
sungai-sungai yang memuaskan segala dahaga, bahwa ibumu adalah hamparan tanah
luas yang menumbuhkan segala rupa tumbuhan, dan bahwa ibumu adalah seorang
pelacur yang tak pernah membeda-bedakan pelanggan. Semua makhluk ia layani,
dari segala kelamin, dari segala bangsa, dari segala hewan, dan dari segala
rupa hal yang dapat kaubayangkan seluruhnya. Siapa yang menginginkannya, siapa
yang ingin menikmatinya, maka kantun mengatur jadwal dan semuanya akan beres,
semuanya akan puas.
Hiraulah pada segala bentuk
kefanatikan munafik yang mengatakan bahwa seorang pelacur adalah hina adanya,
mereka tak tahu apa-apa, mereka tak bisa apa-apa, kecuali hanya percaya pada baik
dan buruk, pada terang dan gelap, serta pada surga dan neraka. Mereka tak tahu
apapun, tak tahu bahkan secuil pun tentang seorang pelacur. Mereka hanyalah
para munafik yang beribadah pada segala ketakutan. Orang-orang itu hanya
beribadah sebab takut pada siksa, orang-orang itu hanya rajin beribadah sebab
ada maunya, orang-orang itu hanya giat beribadah sebab takut pada neraka
semata. Orang-orang semacam itu adalah munafik, yang terang benderang tak
memiliki cinta. Sampai kapanpun, mereka akan terus menutup mata pada seorang
pelacur, membutakan penglihatannya melalui kitab suci, dan mengabaikan
kenyataan bahwa pelacur adalah anak kandung dari seorang ibu bernama cinta.
Sudah sayang, sekarang kau tak usah
berlarut tenggelam dalam kesedihan sebegitu rupa. Kau sudah tahu siapa ibumu,
asal usulmu sudah terang, bahwa kau adalah anak dari seorang pelacur. Dan bukan
hanya seorang pelacur biasa, tapi seorang pelacur kawakan yang mengabdikan
seluruh hidupnya pada kemanusiaan. Tegakkan kepalamu, pergi dan katakan pada keparat-keparat itu bahwa kau adalah anak dari seorang pelacur dan
kau bangga dapat meniti kehidupan di dunia
melalui rahimnya. Katakan pada mereka yang percaya pada surga dan neraka bahwa
ibumu yang seorang pelacur itu tak butuh kedua-duanya, sebab ibumu telah
melampaui kedua-duanya. Dan, “bahwa tanpa seorang pelacur, dunia tak akan
hadir, kehidupan tak akan mampir, dan segalanya hanya akan berakhir.”
Komentar
Posting Komentar