Hari Kesaktian Maling
Kamu akan tetap begitu kalau tidak
berani merampok takdir orang lain…*
Setidaknya kamu harus berani mencoba.
Mencoba merampok takdir orang-orang. Merampok takdir Haji Adung dan menguasai
tanah dan sawahnya yang lega tak kira-kira. Atau merampok takdir Lurah Ayi si kepala desa
yang selalu menilep dana desa itu hingga bisa poligami dan punya
banyak mobil bagus. Atau merampok takdir ustad-ustad cabul supaya kamu bisa
menikmati kemolekan santri-santri cantiknya. Atau merampok
takdir Ariel Noah agar bisa ngews sana-sini dengan model-model aduhai. Atau merampok
takdir…
Hidupmu akan begitu-begitu saja. Tak akan
ada kemajuan. Tak bergerak. Lumpuh. Diam. Mati. Tak akan mundur apalagi maju. Tidak
ke kiri ke kanan pun tidak. Ke atas apalagi, ke bawah sudah pasti. Kamu akan
diam di sana. Nyuksruk senyuksruk nyuksruknya orang nyuksruk. Nyungseb senyungseb
nyungsebnya orang nyungseb. Tak ketulungan. Tak akan ada yang menolong tak
peduli sekencang apa pun kamu berdoa. Tak akan ada yang peduli walau kamu
dikenal baik hati rajin menabung tidak sombong dan sering salat berjamaah di
masjid serta tak pernah ketinggalan salat jumat apalagi sedekah. Itu
bukan jaminan.
Di masyarakat kita sekarang, hanya
maling yang bisa hidup paripurna. Berkecukupan. Tak kurang suatu apa. Makan selalu
lezat. Duit melimpah. Istri dua ribu tiga ratus lima puluh enam. Tersebar
di sana-sini, di segala arah, di setiap penjuru. Membikin falus selalu ngaceng tanda
gairah. Hidup pun jadi betah dan berkah. Hanya maling yang bisa selamat dalam
masyarakat maling. Makanya, giatlah belajar ilmu-ilmu maling pada empunya. Timbalah
ilmu dari maling-maling kawakan. Segera berguru pada mereka. Kepada para wakil
rakyat dan pejabat. Pandai-pandailah menyenangkan hatinya supaya segala ilmu
bisa turun kepadamu. Pandai-pandailah mengenyangkan perutnya supaya tak ada
jurus yang tak diberikan kepadamu. Sembah mereka. Jadikan mereka sesembahan. Puji-pujalah
sampai mampus. Serap segala ilmunya. Kuras seluruh jurusnya. Pelajarilah bagaimana
cara-cara menipu dengan baik. Belajarlah bagaimana cara mereka merampok takdir rakyatnya.
Soalnya hidup hanya perkara merampok, kok. Semua orang hidup untuk merampok. Ada
yang merampok dengan menyamar menjadi pengusaha. Ada yang merampok dengan berperan
menjadi seorang guru. Ada yang merampok dengan berpura-pura menjadi kiai atau ahli
agama. Tidak ada orang yang tidak merampok. Semua orang di masyarakat maling
ini pasti suka dan akan merampok. Semua orang pasti suka merampok duit
seseorang. Atau merampok mimpi seseorang. Atau merampok kelamin seseorang. Tak perlu
cari yang halal kalau yang haram mudah didapat. Tak usah. Sebab yang halal hanya
ada di langit. Yang halal hanya ada di sayap-sayap malaikat. Yang
halal tersimpan rapati di dalam peti di bawah aras. Di dunia ini, di masyarakat maling
ini, semua hanyalah bahan buat dirampok.
Persiapkan dirimu supaya tak punya
belas kasih. Berlatihlah untuk culas. Segeralah perbanyak puasa dari hal-hal
yang mengingatkan kepada ibadah. Fokuslah berbuat jahat. Tekuni ilmu-ilmu
maling sampai molotok, sampai terkuras, sampai jadi seorang mahir. Rajin-rajinlah
praktik. Kecil-kecilan saja dulu. Mulai dari lingkungan sekitar. Pandailah bermuslihat
dan bersilat lidah. Hanya dengan begitu, hanya dengan berbuat jahat, hanya
dengan menjadi maling, kamu bisa hidup paripurna.
Siapkah kamu mulai berlatih?
*Kalimat
diambil dari cerpen Seno Gumira Ajidarma, berjudul Khayalan dari Dalam Bis yang
Meluncur.
Komentar
Posting Komentar