Dari Pucuk Pohon Godokan
Apa ada perasaan yang pernah tuntas…
Segala rasa sirna, punah, paripurna. Direnggut kebahagiaan yang
memabukkan. Apa harus aku mencoba menyerahkan segala rasa ini kepadanya. Kepada
kebahagiaan yang fana. Kepada kebahagiaan yang semu. Kepada kebahagiaan yang
sering lupa-melupakan. Kepada kebahagiaan yang tak kenal ampun. Kepada kebahagiaan
yang…
Apa ada dari perasaan ini yang pantas
diperjuangkan…
Dipelihara dengan tekun. Diurus dengan
teliti. Disiram setiap hari tanpa lupa sekalipun. Sekalipun hujan menyerbu tapi
selalu disiram. Sekalipun badai menyergap tapi selalu disiram. Sekalipun langit
runtuh tapi selalu disiram. Sekalipun Batara Kala telah melahap habis
segalanya tapi tetap disiram. Sekalipun…
Apa ada dari perasaan ini yang pantas
dijadikan tumbal…
Dihias untuk persembahan kepada hati
yang keji. Didandani untuk diserahkan kepada jiwa yang banal. Dipulas dengan segala warna
sebagai persembahan kepada nafsu yang angkuh. Dikorbankan untuk persembahan…
Apa benar segala rasa tak pernah
salah…
Tak pernah keliru dari tatapan. Tak pernah
gagal menghadapi kecupan. Tak pernah berpaling dari pelukan. Tak pernah tak berdaya
di hadapan cinta yang menggebu. Tak pernah…
Apa benar segala duka akan menemukan
pelipurnya…
Menentang Batara Kala yang digdaya. Mengajaknya
berduel bak kesatria. Mengalahkannya dalam setiap peretempuran. Membunuhnya pada
setiap kesempatan. Menguburkannya ketika malam mencapai orgasmenya. Menziarahinya
saat matahari menyentuh ubun-ubun. Mengenangnya…
Apa mungkin aku saja yang terlalu
banyak tidur…
Terlalu sering bermimpi…
Terlalu takut keluar kamar…
Dan tak punya nyali untuk sekadar
berkata, “Ayo brengsek, kita taklukkan jalan ini bersama!”
Komentar
Posting Komentar