Jejak Sepasang Sandal Dari Kekasihmu yang Belum Punya Banyak Uang Itu
Dari
kekasihmu yang belum punya banyak uang itu, barangkali kamu hanya menerima
sepasang sandal. Sandal yang sudah dibayangkannya di alam mimpi yang hendak diberi
kepada perempuan yang akan jadi kekasihnya kelak. Kekasihnya sekarang adalah
kamu. Dan sekarang kamu hanya menerima sepasang sandal yang sudah dibayangkan
sejak dari alam mimpi dari kekasihmu yang belum punya banyak uang itu.
Kekasihmu
itu memang belum punya banyak uang. Atau setidaknya, uangnya belum cukup buat
membeli barang-barang mewah yang nilainya melebihi harga diri seorang teman baik,
misalnya. Itulah mengapa ia hanya membelikanmu sepasang sandal. Selain sandal
yang sudah dibayangkannya sejak dari alam mimpi, sepasang sandal yang dibelinya
untukmu itu baginya teramat istimewa. Sepasang sandal itu tak dibuat di
Islandia atau di Aljajair atau di Kroasia atau di Bulgaria. Sepasang sandal itu
buatan dalam negeri saja. Tapi yang membuatnya istimewa, sebab sandal itu
begitu mewakili kekasihmu yang belum punya banyak uang itu.
Sepasang
sandal yang dibelinya teramat mewakili kekasihmu yang belum punya banyak uang
itu. Sepasang sandal itu kuat, tahan di segala cuaca, bisa diajak menaiki atau
menuruni atau menjejaki atau mengarungi atau menaklukkan berbagai arena dan
jenis tanah dan jenis iklim. Tak peduli kena air hujan atau air laut atau air keras
sepasang sandal itu telah teruji kuatnya. Gunung yang paling bengal pun bisa
ditaklukkannya. Samudera yang paling kelam pun bisa diselaminya. Angin yang
paling bengis pun bisa dinaikinnya. Sepasang sandal itu memang mewakili
kekasihmu itu, yang penuh tekad yang seringnya nekat. Sepasang sandal itu
adalah dirinya.
Sepasang
sandal itu adalah dirinya, yang tak bisa diajak lari apalagi diajak lari kencang
apalagi diajak lari ngebut apalagi diajak lari pontang-panting. Kekasihmu itu
memang tak pandai berlari apalagi berlari kencang apalagi berlari ngebut
apalagi berlari pontang-panting. Ia tak pandai, sungguh. Kekasihmu itu hanya
bisa berjalan pelan, perlahan, langkah demi langkah. Ia hanya bisa berjalan
pelan dan perlahan dan selangkah demi selangkah. Menapaki jejak tak buru-buru. Menapaki
jalan tak grasak-grusuk. Ia hanya bisa berjalan pelan dan perlahan dan selangkah
demi selangkah sambil merindukan segala cuaca, sambil menikmati segala
lubang-berliku-menanjak-terjal-gulita-sempit-curam-licin-berbatu-berlumut. Ia hanya
bisa berjalan pelan dan perlahan dan selangkah demi selangkah sembari
berbincang dengan udara dan pepohonan, atau mengobrol dengan tanah dan aliran
sungai, atau bercakap-cakap dengan kawanan mega-mega dan semburat layung. Begitulah
caranya ia berjalan. Begitulah cara kekasihmu itu berjalan. Kekasihmu itu
adalah sepasang sandal.
Kekasihmu
yang belum punya banyak uang dan sepasang sandal itu berkawan baik. Pernah mereka
menulis puisi di Sumbing dan Sindoro. Pernah juga mereka berpetualang di lembar-lembar
Merapi. Mereka berkawan baik. Dan sebagaimana seorang kawan baik, mereka pun selalu
saling setia. Seiya sekata sejiwa selamanya. Kekasihmu yang belum punya banyak
uang dan sepasang sandal itu saling mencintai, dan seperti halnya sepasang
kekasih yang saling mencintai, mereka pun saling merindukan. Mereka tak bisa
dipisahkan. Mereka tak akan berpisah. Mereka, kekasihmu yang belum punya banyak
uang dan sepasang sandal itu.
Barangkali
kamu sekarang hanya menerima sepasang sandal dari kekasihmu yang belum punya banyak
uang itu. Sebenarnya, kalaupun kekasihmu yang belum punya banyak uang itu
kemudian berubah menjadi kekasihmu yang sudah punya banyak uang, tetap saja ia
tak akan memberimu hadiah lain kecuali hanya sepasang sandal yang kini
diberikannya padamu. Bukan semata-mata karena sepasang sandal itu sudah
dibayangkannya sejak dari alam mimpi, tapi karena sepasang sandal itu adalah
dirinya, dan dirinya hanyalah sepasang sandal.
Berbahagialah
dengan kekasihmu yang belum punya banyak uang dan sepasang sandal itu. Sungguh,
kamu dan kekasihmu yang belum punya banyak uang itu serta sepasang sandal yang
diberikannya padamu merupakan suatu perpaduan serasi tanpa tapi. Kalian serasi
dan serasa. Kalian serima dan seruma. Kalian, kalau kata Utuy Tatang Sontani,
adalah perpaduan keindahan surga yang kuimpikan dan kepahitan dunia yang
kurasakan.
Berbahagialah ...
Dari
kekasihmu yang belum punya banyak uang itu, ia hanya bisa memberimu sepasang
sandal. Sepasang sandal yang akan mengantarkanmu menuju pelaminan yang bukan
lamunan.
Komentar
Posting Komentar