Catatan Untukmu

 


Semakin hari kamu akan semakin bertambah. Tubuhmu akan bertambah. Bertambah tinggi. Bertambah berat. Bertambah otot. Bertambah gesit. Bertambah penyakit. Bertambah bersih. Bertambah bening. Bertambah cantik. Bertambah mekar. Bertambah berbunga-bunga. Bertambah wangi. Bertambah sejuk. Bertambah damay. Bertambah … bertambah … dan bertambah …

Sudah hukum alam. Semakin lama kamu akan mahir sebagai seorang pengalam. Banyak hal telah dan akan kamu alami. Kesedihan, kegembiraan, kelahiran, kematian, kepedihan, kegetiran, dan kesementaraan. Hal-hal tadi akan banyak, akan menumpuk, akan menunggu diselesaikan. Segalanya memang harus selesai. Segalanya memang kudu diselesaikan. Bahkan urusan yang tak selesai pun merupakan sebuah penyelesaian. Hanya saja dari jenis yang buruk dan bukan baik.

Baik dan buruk ada pada dirimu. Kamu mengandung keduanya. Kamu melahirkan keduanya. Kamu tak bisa menghindari keduanya. Kamu akan ada di sana. Melangkah sembari mengandung keduanya. Menapaki hidup sembari melahirkan keduanya. Kamu akan dipuji sebagaimana kamu akan dicela. Kamu akan dianggap malaikat sebagaimana kamu akan dianggap iblis. Kamu akan dipuja bagai dewa sebagaimana kamu akan dihina bagai bukan siapa-siapa. Kamu baik sekaligus buruk. Kamu cantik sekaligus jelek. Kamu pintar sekaligus bodoh. Kamu rajin sekaligus malas. Kamu menyenangkan sekaligus menjengkelkan. Kamu ada sekaligus tiada. Kamu hitam sekaligus putih.

Hidup memang begitu. Segalanya berpasang-pasangan dan tak bisa dilepas. Keduanya lengket, rekat, sulit dipisahkan. Daripada pisah mending patah. Segalanya tarik-menarik. Baik menarik jahat. Jahat menarik baik. Cantik menarik jelek. Jelek menarik cantik. Pintar menarik bodoh. Bodoh menarik pintar. Rajin menarik malas. Malas menarik rajin. Senang menarik sedih. Sedih menarik senang. Ada menarik tiada. Dan tiada menarik ada. Kamu akumulasi hitam-putih. Kamu akumulasi putih-hitam.

Sudah saatnya kamu tahu itu semua. Sudah semestinya kamu menerima itu semua. Semua itu adalah kamu. Dan kamu bukanlah siapa-siapa.

___

Semakin hari kamu akan semakin berkurang. Tubuhmu akan berkurang. Berkurang tinggi. Berkurang berat. Berkurang otot. Berkurang gesit. Berkurang penyakit. Berkurang bersih. Berkurang bening. Berkurang cantik. Berkurang mekar. Berkurang berbunga-bunga. Berkurang wangi. Berkurang sejuk. Berkurang damay. Berkurang … berkurang … dan berkurang …

Sudah jadi ketetapan. Semakin lama kamu akan menjadi bodoh. Kamu akan tahu kalau sebenarnya dirimu tak mengetahui apa pun. Kamu akan paham kalau sebenarnya dirimu tak mengerti apa pun. Apa yang selama ini kamu percayai akan luntur terbentur dapur. Apa yang selama ini kamu yakini akan habis dikikis tangis. Apa yang selama ini kamu imani akan menguap diserap gelap. Itulah kenyataan. Itulah hidup. Itulah yang akan kamu alami.

Apa yang akan kamu alami hanya kamu yang merasakannya. Kamu tak bisa meminta tolong. Kamu tak bisa mengandalkan orang lain. Di sana hanya akan ada kamu, dan kamu sendiri. Hadapi itu semua dan mungkin kamu akan punya arti. Dan mungkin langkahmu akan punya makna. Dan mungkin hidupmu akan punya nilai. Larilah dari itu semua dan pasti kamu akan menyesal. Dan pasti kamu akan menyesal lagi. Dan kamu pasti akan menyesal lagi. Lagi dan lagi.

Ada banyak cara biar kamu punya nyali dan berani. Tapi hanya satu cara yang akan kubagi. Barangkali ini bukan cara baru. Dan memang bukan cara baru. Dan sesungguhnya kamu pun mungkin sudah tahu. Satu-satunya cara yang akan kubagi. Ketahuilah, dunia ini hanya permainan belaka. Dunia tak lebih dari sekadar tarikan dan hembusan nafasmu. Dengan begitu, dengan mengetahui bahwa dunia ini hanya taman bermain, langkahmu akan ringan. Jalan setapak yang kamu jejaki akan luas dan lengang. Sedih lekas sudah. Pedih lekas pulih. Getir lekas mangkir. Gembira lekas menjelma.

Sudah saatnya kamu tahu itu semua. Sudah semestinya kamu menerima itu semua. Semua itu adalah kamu. Dan kamu bukanlah siapa-siapa.

___

Hidup hanya perkara mengulang. Hidup hanya tentang mengulang. Hidup hanya dan selalu mengulang.

Kamu akan mengulang segalanya. Kamu akan mengulang tumbuh. Kamu akan mengulang berkembang. Kamu akan mengulang sedih. Kamu akan mengulang gembira. Kamu akan mengulang makan. Kamu akan mengulang minum. Kamu akan mengulang mandi. Kamu akan mengulang keramas. Kamu akan mengulang mencintaiku. Kamu akan mengulang merindukanku. Segalanya hanya perkara mengulang. Segalanya hanya tentang mengulang. Tak perlu khawatir.

Sejak zaman manusia pertama, zaman nabi-nabi, sampai ke zaman kini, manusia hanya bisa mengulang. Boleh mereka berkata telah menciptakan suatu hal tapi padahal itu hanyalah ulangan. Boleh mereka mengaku telah menemukan suatu hal tapi padahal itu hanyalah ulangan. Kebiasaan tak lepas dari ulangan semata. Kebencian tak lepas dari ulangan semata. Kebahagiaan tak lepas dari ulangan semata. Kalau ada yang tak mengulang aku ingin bertanya. Apa ada kebencian yang baru? Apa ada kebahagiaan yang baru? Segala jenis benci dan bahagia sama saja. Keduanya hanyalah ulangan. Mengulang, ulangan, berulang. Terus seperti itu.

Kamu pun sekarang tengah mengulang. Sekali lagi mengulang. Mengulang bertambah usia sekaligus berkurang usia. Mengulang bertambah bahagia sekaligus berkurang bahagia. Mengulang bertambah gembira sekaligus berkurang gembira. Mengulang menginjak tanggal ini. Tanggal yang kamu injak hanya ulangan. Dan kamu akan terus melakukannya berulang. Terus berulang. Teruslah mengulang sampai bisa, sampai pandai, sampai mahir. Bosan pasti ada. Tapi setelah kamu tahu bahwa hidup hanyalah ulangan semata, dan tak ada cara lain buat menghentikannya, kamu hanya perlu mengulang. Teruslah mengulang. Sampai jadi manusia paripurna. Menjadi manusia yang memanusiakan manusia. Menjadi manusia yang penuh welas asih.

Barangkali kamu berpikir, aneh juga kalau dipikir-pikir. Hidup bisa bertambah sekaligus berkurang. Hidup ternyata hanya soal mengulang. Begitulah adanya. Begitulah kenyataannya. Hidup memang sederhana. Teramat sederhana. Yang luar biasa hanyalah omongan tetangga dan orang yang kurang pengalaman. Hidup memang sederhana. Aku mencintaimu, dan kamu mencintaiku. Selamat ulang tahun, Kekasih.” Kita berdua tersdak! Mati berpelukan disaksikan malaikat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sang Juru Selamat

September Sebelum Sirna

Tapi...