Catatan Harian Iblis: Iman kepada Hawa Nafsu
DAN karenanya antum wajib beriman
kepada hawa nafsu. Bahwa apa yang ada di depan mata langsung sikat tanpa tanya tanpa
pikir. Tanya tak ada guna. Pikir tak ada sihir. Malah sia-sia jadinya. Tanya
kehilangan makna jika sering-sering. Pikir jadi kehilangan fungsi jika
mikir-mikir. Hawa nafsu perlu untuk diimani. Titik.
Menurut pendapat sebagian ubaru, wajib
hukumnya mengikuti hawa nafsu. Hawa nafsu adalah sebaik-baiknya langkah,
seterang-terangnya jalan. Tak ada langkah sebaik hawa nafsu. Tak ada jalan
seterang hawa nafsu. Mau itu jalan proyek bikinan Jokowi atau Lurah Ayi, tetap
hawa nafsu tak terkalahkan dan memang tak bisa dikalahkan dan silakan mencoba
kalau merasa bodoh.
Hawa nafsu adalah jalan lurus yang
akan membawa antum pada kehidupan gembira nan damai nan barokah. Jalan lurus
yang ditempati tak satu pun belokan. Jalan lurus tanpa lubang atau kerikil dan apalagi
polisi terjaga. Jalan lurus yang akan menuntuntmu ke jembatan yang akan
mengantarkanmu ke pintu surga yang di dalamnya terdapat miliaran bidadari yang
sebenarnya tak terhitung jumlahnya. Miliaran bidadari yang ada di surga itu
bisa antum pergunakan seenaknya. Bisa dipakai semau-maunya antum. Antum mau
dibantu ngocok sampai kering itu mani mereka sedia. Antum mau berjimak sampai
putus itu falus mereka menerima. Tak akan ada yang menolak. Tak akan ada yang
berani. Semuanya milik antum belaka. Miliaran bidadari itu yang sebenarnya tak
terhitung jumlahnya.
Hidup selalu nikmat jika antum bisa
istiqomah menjadikan hawa nafsu sebagai lentera hidup. Lentera yang menerangi
setiap relung di dalam tubuh. Lentera yang akan membuat antum melihat segalanya
secara jelas. Cahaya dari lentera itu akan memancar menjadi gerak dan ambisi.
Cahaya itu akan senantiasa menjadikan antum cekatan dalam mengeruk harta dunia.
Tebang harta yang ada di langit. Gali harta yang ada di bumi. Kuasai harta dari
umat. Pandai-pandailah antum berstrategi, bersiasat, mengatur rencana.
Percayalah antum bisa melakukan semua itu. Dengan bimbingan cahaya hawa nafsu,
antum tak akan pernah kesulitan dan apalagi tersesat.
Hawa nafsu juga berperan aktif dalam
pertumbuhan dan pembangunan suatu kaum. Bayangkan saja jika satu kaum hanya
bertumbuh dan membangun segala sesuatu berdasar apa yang dibutuhkannya dan
bukan bersandar pada hawa nafsu. Betapa akan membosankannya peradaban. Akan
begitu-begitu saja jadinya. Sejarah hanya akan jadi taman bermain lansia. Ilmu
hanya akan jadi cemilan orang-orang bodoh. Namun berkat hawa nafsu, rasakanlah
sendiri hasilnya. Segala hal jadi dinamis. Segala hal jadi bergerak maju, dan
maju, dan lebih maju. Peradaban bagai selalu seperti pengantin baru. Menggelora
dan mempesona. Memancarkan gairah hidup yang tak akan padam selama sejuta
triliun generasi. Memancarkan berahi yang tak akan habis dipakai selama
semiliar tahun cahaya. Hawa nafsu membuat suatu kaum berhasil mengangkangi
seleksi alam. Menjadikan mereka digdaya dibanding makhluk lainnya.
Iman kepada hawa nafsu merupakan keimanan paling utama. Melebihi iman kepada nabi-nabi dan para malaikat Allah. Melampaui iman kepada hari akhir, qodo dan qodar, dan kitab-kitab Allah. Bahkan keimanan kepada Allah pun sering kali menjadi goyah dan meragukan kalau antum sudah berpegang teguh dan mengimani hawa nafsu. Sebegitu dahsyatnya manfaat kalau antum mengimani hawa nafsu. Jika kebanyakan para ulama berpendapat rukun iman terdiri dari enam, maka menurut pendapat sebagian ubaru rukun iman hanya terdiri dari satu hal saja. Apalagi kalau bukan beriman kepada hawa nafsu. Hanya satu dan satu-satunya. Tak penting dan sia-sia jadinya jika antum hanya beriman kepada nabi-nabi, malaikat-malaikat, kitab-kitab, hari akhir, qodo dan qodar serta kepada Allah tapi tidak beriman kepada hawa nafsu. Celaka antum fulan! Celaka di neraka! Namun sebaliknya, kalau misalnya antum, fulan bin fulan, telah mengimani hawa nafsu dan hanya hawa nafsu yang diimaninya, maka telah dikatakan sempurnalah imannya. Sempurnalah hidup dan kehidupannya. Sempurnalah dunianya.
Komentar
Posting Komentar