O Kekasih

 


O Kekasih ini bukanlah perpisahan. Melainkan hanyalah jalan yang akan menuntunmu menuju sunyinya kehidupanku.

O Kekasih ini bukanlah perpisahan. Melainkan hanyalah catatan yang akan membawamu menuju keringnya kehidupanku.

O Kekasih ini bukanlah perpisahan. Melainkan hanyalah cahaya yang akan membimbingmu menuju kelamnya kehidupanku.

O Kekasih ini bukanlah perpisahan. Melainkan hanyalah, babak baru dari panjangnya sandiwara kehidupan yang kudu kita mainkan bersama.

___

Di jalan selanjutnya yang akan kau tapaki, di catatan selanjutnya yang akan kau baca, di cahaya selanjutnya yang akan kau jaga, di babak baru yang akan kau lakoni, dan di kehidupanmu di depan sana, kau akan menjelajahi setiap lekuk tubuhku.

O Kekasih. Di sana kau akan menemukan lahan kering yang kudu entah bagaimana caranya bisa menghidupimu. Kau akan jadi petani. Kau kudu hidup dari mengolah lahan kering yang ada di sekujur tubuhku.

O Kekasih. Di sana kau akan menemukan samudera teramat dalam yang berisi segala luka dan kenangan. Kau akan jadi nelayan. Kau kudu hidup dari mengolah segala bahan yang ada di kedalaman tubuhku.

O Kekasih. Di sana kau akan menemukan sebilah mimpi buruk teramat panjang. Kau akan jadi pertapa. Kau kudu hidup dari mengolah segala nafsu yang membara di relung hatiku.

O Kekasih. Di sana kau akan menemukan seorang lelaki terbaring. Kau akan jadi tempat terindah untuk membaringkan seluruh usianya di bening kelopak matamu. Dan kau dan dirinya, lantas akan menjelma sepasang merpati yang mengarungi luasnya cakrawala.

­___

O Kekasih. Ini bukanlah perpisahan. Melainkan awal dari segala mimpi yang sedang kita genggam bersama.

Semoga Jibril dan Hanuman jadi saksi.

Selamat wisuda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sang Juru Selamat

September Sebelum Sirna

Tapi...