Di Akhir Khawatir
Aku akan memulai semuanya dari nol, yang berarti dari apa yang aku bisa saja. Setiap hari akan kukerjakan, setiap hari akan kulakukan. Demi masa depan yang penuh dengan rokok dan anggur di meja makan sebelum makan. Dan tentu saja kopi, dan kopi, dan kopi. Ditambah roti tawar sebagai sarapan. Ah, rasanya akan enak sekali. Kecuali di hari Senin dan Kami s , sudah tentu aku kudu puasa. Tak mudah untuk memulai. Apalagi kalau tak ada modal, tak punya uang banyak. Sebab kini, kiwari ini apa-apa perlu uang. Bikin apa pun tanpa uang, bisa sih, tapi… ya begitulah. Tetap akan jadi tapi perlu waktu. Mungkin sebulan, atau dua tahun, atau sampai entah. Yang pasti waktu tak bisa diburu-buru. Sesampainya saja. Sejadinya. Dan yang kubisa, sejauh ini, sejauh aku memahami diri sendiri, apa yang kubisa sekarang adalah menulis. Menulis dan menulis. Sampai jadi novel. Yah, tak pernah terbayang juga aku akan bisa menulis beratus-ratus halaman cerita. Akhirnya jadi buku dan diterbitkan. Walau belum...