Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2024

Catatan Harian Iblis: Pintu Ajaib Kekufuran

  Dalam urusan menggiring manusia ke neraka biar aku punya teman di sana, salah satu kerjaan yang paling kusukai adalah memasukkan kesedihan ke dalam hati manusia. Ah, sungguh! Manusia, jika hatinya sudah tenggelam dalam kesedihan, segala hal buruk kantun menunggu beberapa menit untuk terjadi. Apalagi di zaman seperti sekarang. Ketika anak-anak Adam dari yang paling kecil sampai yang paling gede sudah tak bisa hidup tanpa hapenya yang pintar, benar-benar mudah rasanya. Aku kantun menuntun mereka melihat satu video dan hatinya akan langsung sedih. Betapa tugas yang teramat enteng bin menyenangkan. Sering aku menuntun manusia ke sana, ke reels instagram atau beranda tiktok. Di sana kubuat mereka tenggelam dalam konten-konten yang berisi pencapaian hidup orang lain. Anak-anak muda yang meski usianya masihlah muda tapi sudah tajir melintir. Anak-anak muda yang sudah punya pemasukan 10 miliar di usia 23 tahun, anak-anak muda yang sudah punya rumah dan mobil mewah di usia 25 tahu...

Perjalanan Menuju Kemarin

  Aku tak akan ke mana-mana. Tenang saja. Aku akan ada di sini, menemanimu, selalu. Kamu tak perlu cemas tak usah khawatir. Simpan saja tenagamu untuk belajar biar lolos tes CPNS. Bukankah itu salah satu mimpi besar dalam hidupmu? Perjuangkan saja itu. Fokus saja ke situ. Soal aku di sini, belakangan saja. Tak harus dipikir dari sekarang. Aku pun sadar, sadar sekali. Kamu masih perlu waktu. Yang kamu perlukan hanyalah waktu. Bisa jadi lama atau sebentar tapi yang kamu perlukan hanyalah waktu. Hadapi ketakutan itu, hadapi kemarahanmu. Jangan biarkan masa lalu menginjak-injak masa depanmu yang cerah. Terus maju meski sakit. Tetap berjalan walau kaki terasa perih walau langkah terasa berat. Aku yakin kamu pasti bisa. Kamu akan selalu bisa. Cinta yang sebenarnya memang selalu datang terlambat. Ia datang setelah kita terluka dan dipenuhi banyak luka. Ia datang setelah hati kita patah, setelah harapan-harapan kita sekarat, setelah mimpi-mimpi kita meranggas mengenaskan. Ia memang sen...